ASESMEN ALTRENATIF ALA MATEMATIKA

Spendu news: SMP Negeri 2 Atadei telah menyelenggarakan asesmen sumatif  akhir semester ganjil tahun pelajarn 2024/2025 pada  25 November dan berakhir pada 3 Desember 2024. Asesmen sumatif yang berlangsung kurang lebih seminggu itu menggunakan model asesmen alternatif.

 Asesmen alternatif adalah penilaian non tradisional yang menilai perolehan, penerapan pengetahuan dan ketrampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Ada banyak bentuk asesmen alternatif yang dapat digunakan guru untuk menilai kompetensi peserta didik selama satu semester. Bentuk asesmen alternatif  dimaksud adalah unjuk kerja, observasi, wawancara, presentasi dan proyek. Para guru diberi ruang kemerdekaan  menggunakan model asesmen alternatif sesuai tujuan pembelajaran yang akan diujikan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik.

Guru mata Pelajaran Matematika kelas 9, Hiasintus F. Pulo Raang, S.Pd, pun mendesain asesmen sumatif secara menarik berdasarkan fakta atau realitas yang dialaminya selama semester berjalan dan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik. Akan tetapi  Berikut penuturan guru matematika, Pak Hans, demikian sapaan yang lazim.

 “Pada semester ini saya menggunakan asemen alternatif berbentuk proyek. Berdasarkan materi tentang bangun ruang, peserta didik diminta membuat miniature soundsystem. Pilihan ini tentu beralasan.  Pada bulan September 2024, saya menemukan meja – meja di ruang kelas 9 disusun menjulang ke plafon. Ketika saya tanya anak – anak mengapa meja – meja disusun demikian, mereka menjawab, kami susun salon Pak Guru.  Di lain kesempatan ditemukan pula susunan batu bata di garasi motor menyerupai susunan sound system. Akhirnya saya mengerti bahwa kecenderungan itu merupakan hal yang sering mereka lihat di keseharian hidupnya terutama pada musim pesta. Oleh karena itu saya meminta menugaskan mereka dalam kelompok membuat miniature soundsystem dalam pendekatan matematik. Saya tidak hanya memberi tugas membuat miniatur soundsystem tetapi lebih dari itu mereka juga harus bisa  mengidentifikasi jenis bangun ruang dari karya itu, menghitung luas permukaan, volume dan bangun ruang.”

Siswa kelas 9 sangat antusias mengerjakan proyek matematika tersebut. Beberapa siswa yang dimintai tanggapannya mengaku senang dengan model penilaian tersebut. Mereka pun menambahkan bahwa soal – soal yang diberikan dapat dijawab dengan baik karena berkaitan langsung  dengan tugas mereka.

Menanggapi bentuk asesmen yang dilakukan oleh guru Matematika tersebut, kepala sekolah, Vinsensius Pati, S.Pd,  mengapresiasi kreatifitas guru mata pelajaran. Lebih lanjut beliau menandaskan bahwa Matematika memang merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang digemari oleh kebanyakan peserta didik mungkin karena materinya yang rumit, harus menghafal rumus dan menyelesaikan soal – soal secara sistematis untuk sampai pada hasilnya atau karena gurunya yang serius. Oleh karena itu guru perlu mendesain bentuk penilaian atau asesmen yang yang memadukan materi dan tujuan pembelajrannya dengan mengakomodir minat atau kecenderungan peserta didik. Dengan demikkian hasil yang diperoleh dapat memuaskan peserta didiknya dan juga gurunya sehingga tidak ada kebijakan yang harus diambil untuk menyesuaikan  rendahnya nilai Matematika pada saat penilaian akhir semester. Beliau pun mengharapakan kreatifitas yang bagus itu tidak hanya untuk penilaian tetapi juga dalam pembelajaran di kelas.   

Berangkat dari realitas dalam kehidupan peserta didik, sebagaimana pengalaman guru matematika kelas 9 di atas, maka penting bagi guru untuk menentukan bentuk penilaian atau asesmen yang tepat yang memadukan materi dengan kecenderungan atau minat peserta didik tentu dalam pendekatan yang ilmiah. 

Humas SPENDU ATADEI